JANGAN BUANG LIMBAH DAPUR! MAHASISWA KKN TIM II UNDIP UBAH KULIT BAWANG JADI PESTISIDA ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN.

  • Aug 14, 2024
  • Tim SID Desa Pokoh Kidul

Desa Pokoh Kidul, Kabupaten Wonogiri (03/08/2024) – Dalam kegiatan sehari-hari, hampir setiap rumah tangga di Desa Pokoh Kidul melakukan kegiatan memasak yang menghasilkan berbagai jenis limbah organik, salah satunya adalah kulit bawang. Limbah kulit bawang ini sering kali dianggap sebagai sampah yang tidak bernilai dan biasanya dibuang begitu saja. Meskipun tampak sepele, akumulasi limbah kulit bawang dapat menjadi masalah lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Di sisi lain, lahan pertanian di Desa Pokoh Kidul masih cukup luas. Permasalahan yang mengganggu kegiatan pertanian yaitu munculnya hama tanaman. Untuk mengendalikan hama tersebut, petani di Desa Pokoh Kidul masih menggunakan pestisida kimia yang berdampak pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat mengatasi dua masalah ini sekaligus, yaitu mengurangi limbah dan menyediakan alternatif pestisida yang lebih aman bagi lingkungan.

            Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro menawarkan program yang cukup solutif untuk menyelesaikan permasalahan limbah dan pestisida kimia. Program kerja yang dimaksud yaitu melakukan pemanfaatan limbah kulit bawang menjadi pestisda organik. Program ini dimulai dengan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK Dusun Pengkol mengenai pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dan manfaat dari pestisida organik. Dalam sesi edukasi ini ibu-ibu PKK juga mendapatkan penjelasan tentang potensi kulit bawang sebagai bahan pestisida organik. Setelah sesi edukasi, Mahasiswa KKN Tim II  Universitas Diponegoro melakukan demonstrasi langsung pembuatan pestisida organik dari kulit bawang. Proses dimulai dengan pengumpulan limbah kulit bawang dari rumah tangga. Limbah kulit bawang yang sudah dikumpulkan dimasukkan ke dalam wadah, kemudian wadah tersebut diisi air hingga dirasa cukup. Rendam selama 1-2 hari dalam wadah tertutup, lalu disaring. Penggunaan pestisida organik cukup disemprotkan ke tanaman yang dihinggapi hama. Penyemprotan pestisida dapat disesuaikan dengan serangan hama pada tanaman. Jika serangan hama banyak, penyemprotan dapat dilakukan 2-3 kali seminggu.

            Ibu-ibu PKK Dusun Pengkol menunjukkan antusiasme yang luar biasa dalam mengikuti program ini. Dimulai dari sesi edukasi, mereka sangat aktif bertanya mengenai cara pembuatan dan pengaplikasian dari pestisida organik. Kemudian di sesi demonstrasi mereka juga ikut terlibat dalam setiap prosesnya. Keterlibatan aktif ibu-ibu PKK pada program ini tidak hanya berhasil menciptakan produk yang bermanfaat dari limbah rumah tangga, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dan perlindungan lingkungan.

            Melalui program ini, diharapkan masyarakat Desa Pokoh Kidul dapat semakin menyadari nilai dari limbah yang selama ini dianggap tidak berguna. Semoga ibu-ibu PKK sebagai pionir dalam program ini terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh, serta membagikannya kepada anggota keluarga dan tetangga mereka. Dengan dukungan dan partisipasi yang berkelanjutan, kita dapat mewujudkan Desa Pokoh Kidul yang lebih bersih, sehat, dan mandiri dalam pengelolaan lingkungan.

Penulis: Raissa Faela Anindya – S1 Teknik Lingkungan
Dosen KKN: Ilmam Fauzi Hashbil Alim, S.T., M.Kom.
Lokasi: Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri

Editor: Admin Desa Pokoh Kidul
KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO 2023/2024