Harta Karun Hijau Tersembunyi di Desa Pokoh Kidul
- Aug 09, 2019
- TimSID POKID
- BERITA, POTENSI DESA, PRODUK DESA, LINGKUNGAN, PROFIL DESA
Desa Pokoh Kidul menyimpan potensi pohon-pohon endemik / lokal yang sangat bermanfaat baik dari segi ekologis, ekonomis, sekaligus pariwisata alam. Berikut adalah beberapa contoh pohon endemik tersebut : POHON dan POTENSINYA Pohon atau biasa disebut dalam bahasa jawa dengan “wit” memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem suatu kawasan lewat fungsi-fungsi fisiologisnya dan hasil dari pohon yang bisa berupa buah, bunga, batang, dan akar bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan, bahan konstruksi, obat-obatan, dan kegiatan keagamaan lain. Pohon bisa bermanfaat dalam 3 aspek yaitu aspek ekologis, ekonomi, dan sosial. Dalam hal ekologis, pohon mampu memberikan kenyamanan di daerah wisata, modifikasi suhu sebagai penaung, peredam kebisingan di daerah wisata, kontrol kelembaban udara, penahan angin, dan menghadirkan satwa (burung). Pohon juga bisa memiliki manfaat pada aspek ekonomi dari hasil-hasil pohonnya seperti kayu, buah, biji, daun dan bagian tumbuhan lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupanmanusia. Selain itu pohon juga bisa bermanfaat dalam aspek sosial yaitu masyarakat akan mendapatkan manfaat kesehatan setelah mengkonsumsi hasil-hasil dari pohon, meningkatkan persediaan pangan, dan mewujudkan keadlian bagi masyarakat untuk mendapatkan kesempatan memiliki lingkungan yang sejuk, asri, serta lestari. Dalam mendukung destinasi wisata alam, pohon merupakan salah satu faktor pendukung dan penting untuk menunjang atraksi dalam kawasan wisata tersebut. Bentuk tajuk pohon, batang, daun mampu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. Contoh pohon yang bisa mampu menjadi daya tarik wisata antara lain pinus (Pinus merkusii), trembesi (Samanea saman), Beringin (Ficus benjamina), Bungur (Lagerstroemia sp), Glodogan pecut (Polyalthia longifolia), Ketapang (Terminalia catappa), Ketapang kencana (Terminalia mantaly), Kelapa (Cocus nurifera), dan masih banyak lagi. Selain aktraksi, faktor amenitas dari suatu kawasan juga dapat didukung melalui kehadiran pohon dalam kawasan. Ketika tajuk pohon tersebut membentuk bayangan dibawahnya maka akan tercipta naungan yang bisa digunakan untuk beristirahat para wisatawan. Selain itu udara bersih dan sejuk yang dihasilkan pohon mampu memberikan rasa nyaman pada wisatawan yang hendak beristirahat. Pengaturan jarak tanam dan manajemen tajuk pohon yang tepat akan memunculkan berbagai manfaat dalam mendukung kegiatan berwisata alam. Manfaat ekologis pohon juga tidak hanya untuk sektor pariwisata saja, namun pohon-pohon ini bisa digunakan sebagai penjaga ekosistem dan lingkungan setempat karena kemampuannya untuk menyerap karbondioksida dan menyimpan aliran air di dalam tanah. Contoh konkrit dari fungsi pohon sebagai penyimpan air adalah terbentuknya mata air di Dusun Sidarjo yang muncul dari bawah akar Pohon Bulu (Ficus elastica). Mata air dibawah pohon tersebut mampu dijadikan sumber kehidupan sekaligus destinasi wisata di Pokoh Kidul. Jumlah total spesies pohon yang ditemukan ada 54 spesies (Tabel 1). Pohon -pohon yang ditemukan di dominasi oleh pohon Leguminosae, seperti Sengon, Akasia, dll. Famili yang tidak kalah banyaknya lainnya adalah Moraceae dan Myrtaceae. Contoh pohon dari famili Moraceae adalah Beringin, Bulu, Sukun, ddll. Sedangkan pohon dengan famili Myrtaceae adalah jambu air, jambu biji, duwet, dll. Selain itu masih ada banyak famili yang ditemukan namun jumlahnya tidak terlalu banyak. Dalam pemanfaatannya pohon-pohon tersebut ada yang di manfaatkan kayunya seperti Jati (Tectona grandis), Sengon (Albizia chinensis), Akasia (Acacia mangium), Mahoni (Swietenia macrophylla), Kelapa (Cocos nurifera), Sengon laut (Paraserienthes falcataria), Sengon buto (Enterobilum cyclocarpum), dan masih banyak lagi. Saat ini pohon ini hanya dimanfaatkan/ditebang ketika masyarakat membutuhkannya untuk keperluan tertentu (tebang butuh), masih sedikit masyarakat yang membudidayakan pohon/tanaman keras secara intensif sampai menghasilkan kenampakan pohon yang optimal untuk kayu pertukangan. Manfaat lain yang bisa didapatkan dari adanya pohon adalah buahnya. Ada buah yang bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan, kosmetik, bahkan ritual keagamaan. Buah-buah yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan antara lain adalah mangga, rambutan, sirkaya, sirsak, durian, dan masih banyak lagi. Sedangkan buah yang bisa dimanfaatkan untuk ritual keagamaan antara lain kelapa. Kelapa biasanya digunakan sebagai pelengkap sesajen seperti yang biasa dilakukan di Bali, Indonesia. Pohon yan ditemukan di Desa Pokoh Kidul rata-rata adalah pohon yang ditanam oleh warga, hanya ada beberapa spesies saja yang tidak ditanam warga dan tumbuh secara alami seperti pada halaman, yang menampilkan beberapa pohon endemik desa seperti Cendana, Trembesi, Beringin, Bulu, Kedoya, dan Kenari. Cendana adalah salah satu pohon langka Indonesia. CENDANA : THE HIDDEN GEMS Cendana (Santalum album Linn.) atau di NTT diberi julukan “puteri rumah” merupakan tanaman asli dari Indonesia, tepatnya di pulau Timor dan sekitarnya. Desa Pokoh Kidul, Kabupaten Wonogiri menjadi tempat tumbuh alami spesies ini tepatnya di Dusun Sidarjo. Menurut keterangan dari warga, cendana ini sama sekali tidak ditanam/dibudidayakan dan tumbuh secara alami melalui “tukulan”. Cendana di Dusun Sidarjo biasanya ditebang ketika sudah besar oleh pengepul yang langsung datang ke rumah warga untuk membelinya sekaligus menebang. Harga kayu cendana bisa mencapai Rp 1-5 juta tergantung besar batang dan kualitas kayu (wangi). Namun dewasa ini cendana mengalami penurunan populasi yang serius secara global, hal itu disebabkan oleh tekanan sosial dan gangguan alami, baik secara genetis maupun reproduktif angka cendana selalu mengalami degradasi sampai sekarang. Di habitat asalnya, keragaman genetiknya mencapai 0 hal itu disebabkan kemungkinan cendana untuk inbreeding lebih tinggi karena tekanan tersebut. Cendana di Desa Pokoh Kidul sementara ini hanya dijual kepada pengepul yang datang secara tidak menentu dan tidak pasti. Cendana yang layak dijual hanya cendana yang wangi sedangkan yang tidak w angi tidak akan dibeli oleh pengepul. Perlunya perhatian yang lebih dari pemerintah desa kepada pemanfaatan cendana ini secara berlanjutan, karena apabila spesies ini tidak dimanfaatkan dengan baik maka spesies ini tidak akan pernah menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi masyarakat desa dan akan berdampak buruk bagi kelestarian cendana itu sendiri mengingat proses reproduksi cendana yang memiliki memungkinkan untuk inbreeding apabila kawin silang dalam populasi yang sempit. Berikut adalah produk-produk dari kayu cendana yang bisa dikembangkan :
- Parfum dan wewangian dari bahan baku cendana, minyaknya didapat dari ekstrak kayunya.
- Masker dari kayu cendana ini konon memiliki kualitas yang tinggi.
- Kayu cendan juga bisa dibuat menjadi alat keagamaan, seperti tasbih, rosario, dan lainnya.
- Kayu cendana juga sering digunakan sebagai bahan-bahan sesajen atau sesembahan beberapa suku di Indonesia.
DAFTAR SPESIES POHON DI DESA POKOH KIDUL
No. | Nama Lokal | Nama Spesies | Famili | Status Kelangkaan |
1 | Jati | Tectona grandis | Lamiaceae | Less Concern |
2 | Sengon | Albizia chinensis | Leguminosae | Less Concern |
3 | Sengon laut | Paraserianthes falcataria | Leguminosae | Less Concern |
4 | Akasia | Acacia mangium | Leguminosae | Less Concern |
5 | Sukun | Artocarpus altilis | Moraceae | Less Concern |
6 | Jambu mete | Anacardium occidentale | Anacardiaceae | Less Concern |
7 | Mangga | Mangifera indica | Anacardiaceae | Less Concern |
8 | Pete | Parkia speciosa | Leguminosae | Less Concern |
9 | Randu | Ceiba pentandra | Malvaceae | Less Concern |
10 | Mahoni | Swietenia macrophylla | Meliaceae | Vulnerable |
11 | Flamboyan | Delonix regia | Leguminosae | Less Concern |
12 | Sonokeling | Dalbergia latifolia | Leguminosae | Vulnerable |
13 | Karet | Hevea brasiliensis | Euphorbiaceae | Less Concern |
14 | Asam Jawa | Tamarindus indica | Leguminosae | Less Concern |
15 | Bulu | Ficus elasticus | Moraceae | Less Concern |
16 | Beringin | Ficus benjamina | Moraceae | Less Concern |
17 | Cemara | Casuarina equisetifolia | Casuarinaceae | Less Concern |
18 | Cendana | Santalum album | Santalaceae | Vulnerable |
19 | Gamal | Gliricidia sempium | Leguminosae | Less Concern |
20 | Jabon | Anthocephalus cadamba | Rubiaceae | Less Concern |
21 | Jambu air | Syzygium aqueum | Myrtaceae | Less Concern |
22 | Johar | Cassia siamea | Leguminosae | Less Concern |
23 | Nangka | Artocarpus heterophyllus | Moraceae | Less Concern |
24 | Sengon Buto | Enterolobium cyclocarpum | Leguminosae | Less Concern |
25 | Trembesi | Samanea saman | Leguminosae | Less Concern |
26 | Jeruk | Citrus sp | Rutaceae | Less Concern |
27 | Kelengkeng | Dimocarpus longan | Sapindaceae | Less Concern |
28 | Durian | Durio zibethinus | Malvaceae | Less Concern |
29 | Glodogan pecut | Polyalthia longifolia | Annonaceae | Less Concern |
30 | Melinjo | Gnetum gnemon | Gnetaceae | Less Concern |
31 | Salam | Syzygium polyanthum | Myrtaceae | Less Concern |
32 | Sawo | Manilkara zapota | Sapotaceae | Less Concern |
33 | Kepuh | Sterculia foetida | Malvaceae | Less Concern |
34 | Jambu biji | Psidium guajava | Myrtaceae | Less Concern |
35 | Ginje | Cascabela thevetia | Apocynaceae | Less Concern |
36 | Kedoya | Dysoxylum gaudichaudianum | Meliaceae | Less Concern |
37 | Duwet | Syzygium cumini | Myrtaceae | Less Concern |
38 | Talok | Muntigia calabura | Mutingiaceae | Less Concern |
39 | Belimbing | Averrhoa carambola | Oxalidaceae | Less Concern |
40 | Asam kranji | Pithechelobium dulce | Leguminosae | Less Concern |
41 | Angsana | Pterocarpus indicus | Leguminosae | Endangered |
42 | Sirsak | Annona muricata | Annonaceae | Less Concern |
43 | Ketapang | Terminalia catappa | Combretaceae | Less Concern |
44 | Jeruk bali | Citrus grandis | Rutaceae | Less Concern |
45 | Belimbing wuluh | Averrhoa bilimbi | Oxalidaceae | Less Concern |
46 | Apel | Malus domestica | Rosaceae | Less Concern |
47 | Krei Payung | Filicum decipiens | Sapindaceae | Less Concern |
48 | Murbei | Morus rubra | Moraceae | Less Concern |
49 | Kayu manis | Cinnamomum sp | Lauraceae | Less Concern |
50 | Ketapang kencana | Terminalia mantaly | Combretaceae | Less Concern |
51 | Jambu bol | Syzygium malaccense | Myrtaceae | Less Concern |
52 | Kenari | Canarium sp | Burseraceae | Vulnerable |
53 | Srikaya | Annona squamosa | Annonaceae | Less Concern |
54 | Kelapa | Cocos nucifera | Arecaceae | Less Concern |
Oleh : Yosia Damar Sasongko Adi (Kehutanan'2016) KKN-PPM UGM 2019 Unit JT-181